Brand Tidak Ada Gunanya Tanpa Karakter

Setelah Saya membaca artikel di kompas mengenai New Wave Marketing yang ditulis oleh Suhu Hermawan Kartajaya dengan Topic Brand Tidak Ada Gunanya Tanpa Karakter, entah kenapa saya langsung teringat dengan nasib dunia pariwisata Indonesia.Tanpa dipungkiri dunia Pariwisata

salah satu elemen pendukung Pariwisata, keep secure Heritage..

bisa booming jika publikasi dan promosi yang dilakukan adalah cerdas. Mungkin dalam hal ini  saya mencontohkan pariwisata Malaisya, yang ternyata bisa mendatangkan 20 juta Wisman ( Wisatawan Manca Negara ), padahal elemen – elemen pariwisata yang dimiliki tidaklah jauh dari Indonesia. Malah, ada yang mengatakan bahwa Indonesia memiliki elemen Pariwisata yang jauh lebih good dari Malaisya. Tapi sangat Ironi, Indonesia mempunyai jumlah wisatawan yang jauh lebih rendah dari Malaisya. Untuk tahun 2009, Indonesia hanya mampu menargetkan 6,5 juta Wisman yang datang ke Indonesia. Itulah yang dilakukan Malaisya, dengan Brandingnya Truly Asia dan karakternya sebagai negara yang aman.

How about branding and character Indonesia Tourism??

Dari perspevtive saya, Indonesia dengan brandingnya  ULTIMATE in DIVERSITY belum mampu membangun karakter yang kuat. Karena masih banyak unsur – unsur pendukung karakter Pariwisata Indonesia yang belum dibangun dengan optimal. Misal karakter dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Memang secara tersurat Indonesia menjadi negara Ter-Ramah, dengan tingkatan 85% penduduk Indonesia hobby senyum. Namun dilain sisi, berita – berita di Indonesia banyak yang menggambarkan bahwa penduduk Indonesia adalah penduduk yang primitif, konservatif dan kanibal. Hal ini tentu menjadi karakteristik Indonesia, tapi karakter yang negatif. Belum lagi dengan pemberitaan mengenai Teroris, hal ini akan membuat orang – orang diluar sana menjadi ngeri untuk datang ke Indonesia.

Solusinya ( masih tetap dalam perspective saya ), pembangunan karakteristik pariwisata Indonesia haruslah dilakukan dengan massive, antara pemerintah, corporate dan masyarakat itu sendiri. Sosialisasikan branding yang ada, sehingga secara psikologi masyarakat Indonesia dapat bercermin. Selain itu pembangunan karakter pariwisata juga tidak boleh jauh dari branding yang telah diciptakan.

Selain itu juga Indonesia harus melakukan promosi dan publikasi yang cerdas terhadap Pariwisata Indonesia, dengan low budget high impact pemerintah harus membuat strategi yang pada akhirnya memang high impact.

Semoga semua elemen – elemen pendukung pariwisata dapat berusaha dengan baik dalam memajukan Pariwisata. Dalam hal ini bukan hanya Jero Wacik dkk saja yang berkelut untuk membangun pariwisata Indonesia, akan tetapi juga perusahaan – perusahaan swasta dan masyarakat Indonesia .

Maju pariwisata Indonesia….remember that A brand, without character, is nothing…!!!


One Response to “Brand Tidak Ada Gunanya Tanpa Karakter”

  1. Bloggers @ MarkPlus Conference 2010 | Deddy Andaka 's Blog Says:

    […] Brand Tidak Ada Gunanya Tanpa Karakter – Rani Amelia […]

Leave a comment