Suku Hadza- Life Is Freedom

SUKU HADZA-Tanzania


Hadza Tribe

National Geographic

“Mereka tidak bercocok tanam, tidak memelihara ternak, dan hidup tanpa hukum ataupun kalender. Mereka hidup dengan cara berburu dan meramu. Kehidupan seperti itu hanya sedikit berubah dibandingkan 10.000 tahun silam. Lalu, apa yang mereka ketahui yang telah kita lupakan kini?”-

Martin Schoeller

Itulah kata – kata seorang Photographer dari National Geographic saat dia mendatangi dan mengamati kehidupan suku Hadza.

Suku Hadza adalah suku yang hidup disalah satu dataran Tanzania – Afrika. Setelah saya membaca kehidupan suku Hadza, merekalah kaum yang memang merdeka. Mereka tidak disibukkan dengan pekerjaan, bayar pajak, ritual keagamaan, dan lain – lain. Saat mereka lapar, mereka mencari makanan Babun ke hutan dan membakarnya. Selain itu mereka juga adalah orang – orang yang tidak diperbudak dengan uang. Transaksi mereka masih menggunakan sistem barter dengan suku lain, biasanya mereka barter dengan suku Datoga. Mereka tidak mengenal dollar atau mata uang lainnya.

Sejenak saya berpikir bahwa saya iri dengan mereka karena mereka benar – benar merdeka, mereka tidak harus meminta maaf saat mereka kentut atau berdahak. Dan mereka tidak harus menangis saat mereka kehilangan orang – orang tercintanya. Namun, sayangnya mereka tidak dapat merawat diri mereka. Sehingga nilai kematian lebih besar dari pada kelahiran, dan lagi – lagi, tidak ada yang peduli akan hal itu. Mereka hanya jalani hidup apa adanya, dan mensyukuri apa yang ada.

Suku Hadza tidak tinggal di perumahan, melainkan di jerami yang mereka buat sendiri. Selaini itu, yang menarik dari suku Hadza, mereka tidak mengenal waktu baik detik, menit, jam, hari, minggu ataupun tahun. Sehingga sewaktu photographer dari NG membuat janji dengan salah satu suku Hadza, mereka berpatokan pada Bulan. Dan satu kalimat yang membuat saya tersenyum, yaitu saat photographer NG bertanya, “apakah anda sudah lama menunggu?”.  “Tidak, hanya beberapa hari” jawab bocah itu ( yang memang diperintahkan ayahnya untuk menemui photographer dibawah pohon tertinggi di sana).

Satu kesimpulan yang saya dapatkan, menguasai dunia tidak berarti dapat menikmati hidup. Kadang menjadi kaum termarginalkan lebih indah dibandingkan dengan kaum mayoritas.

2 Responses to “Suku Hadza- Life Is Freedom”

  1. Shafa Says:

    Cur ini lo yg nulis atw lo copas dr NGI? Ayo terus nulis, jgn lupa bnyk baca juga.. Visit my blog ceritajaritangan.blogspot.com comments are welcome. 🙂

Leave a comment